Sabtu, 23 April 2011

BECK

Disutradarai oleh Yukihiko Tsutsumi (sutradara yg pernah menangani film live-act "20th Century Boys", TRICK series, Forbidden Siren, dll), film ini diangkat dari manga populer berjudul sama karangan Harold Sakushi. Manganya memenangkan Kodansha Manga Award for shōnen pada tahun 2002. Karenanya kupikir banyak yg menanti2 film live-act yg satu ini.

Ceritanya adalah tentang perjuangan 5 orang anak muda yg membentuk band rock dari nol hingga diakui orang2 lainnya. Fokus cerita sendiri ada pada 2 tokoh utamanya, yakni gitaris/vokalis Tanaka "Koyuki" Yukio (Satou Takeru) dan main guitarist/leader, Minami Ryusuke (Mizushima Hiro).

Koyuki adalah pelajar SMA biasa dg hidup yg biasa juga dan membosankan. Tapi hidupnya berubah saat ia menyelamatkan seekor anjing aneh dari gangguan orang2 jahat. Pemilik anjing (yg ternyata bernama BECK) itu, Minami Ryusuke adalah seorang gitaris band rock. Melalui Ryusuke lah Koyuki akhirnya berkenalan dengan dunia musik rock, mulai belajar bermain gitar, dan pada akhirnya bergabung dengan band baru yg dibentuk Ryusuke.

Anggota lain band baru (yg dinamai BECK berdasarkan nama anjing Ryusuke) mereka adalah Chiba (Kiritani Kenta) sebagai rapper, Taira (Mukai Osamu) sebagai bassist, Saku (Nakamura Aoi) sebagai drummer.

Band mereka mengalami tak sedikit cobaan agar musik mereka bisa diakui. Bisakah Koyuki, Ryusuke dan yg lainnya bertahan dan berusaha mencapai cita-cita mereka? Dan bisakah Koyuki sendiri menemukan jati dirinya?

Dulu pernah baca manganya di ShonenMagz, tapi belum sampai tamat sie. Bukan karena aku bosan dg ceritanya atau apa, tapi mank karena aku jarang baca manga yg "real" alias beralih ke online mangascan hehe. Makanya aku cukup penasaran ngeliat seperti apa perkembangan ceritanya sejak ku "tinggalkan" XD

Kesan pertama: Mizushima Hiro koq perasaan mirip bgt (wajahnya) sama Ryusuke ya? ^^;; Entah ini hanya perasaanku aja ato gimana lol XD

Sato Takeru lumayan ok koq meranin Koyoki yg lemah lembut hehe jadi inget waktu dia meranin Den-O ^o^ Cuma sayang mangaka Harold-sensei minta agar di live act movie ini suaranya Koyuki waktu nyanyi diilangin (jadi voiceless gt) untuk nyiptain kesan yg lebih dalam ke penonton tentang suara Koyuki yg digambarkan keren banget. Padahal aku sebenernya pengen denger kalau Satou Takeru nyanyi suaranya kaya apa hehe XD

Sepertinya banyak yg mengatakan setelah menonton film ini agal kecewa gara2 voiceless nya Koyuki waktu nyanyi. Tapi menurutku jika belum pernah nonton animenya, kita masih bisa menikmati adegan ini. Yah bayangkan saja seperti waktu baca manganya (dimana kita membayangkan sendiri suaranya Koyuki kaya apa ^^).

Kedua tokoh utama pernah main bareng sih di drama Mei-chan no Shitsuji. Mukai Osamu jg sih. Makanya aku terbayang butler2 beralih profesi jd musikus wkwk XD

Nonton film ini jadi inget waktu nonton Detroit Metal City (DMC). Cuma yg BECK ini lebih berat ceritanya menurutku. Kalau DMC dulu sih q liatnya banyak ngakaknya lol XD. Overall: 4/5 lah (^^)b

ps: cz I've mention DMC here, I'll try to give review of it next time. ^^v

Selasa, 19 April 2011

Goth: Love of Death

Baru aja selese nonton film ini, makanya langsung pengen ngereview mumpung masih segar di ingatan.

Film yang diangkat dari novel pemenang Honkaku Mystery Grand Prize tahun 2003 karya Otsu-ichi berjudul Goth ini juga pernah diadaptasi ke manga oleh Kendi Oiwa. Disutradarai oleh Gen Takahashi, film yang mengusung tema yg "gelap" ini cukup mampu membuatku terpukau. Just to clarify, I'm not into goth subculture. Nor fond of gore stuff, murder-crime / death-obsessed case. Tapi entah mungkin cara penggambaran film ini, yg tak bisa dibilang ringan sih, mungkin lebih ke "bersih" dan "rapi" dalam menggambarkan masing2 kasus pembunuhannya. Juga cara film ini mengangkat "ketertarikan" kedua tokoh utama film ini pada hal2 semacam itu. Kita seolah tidak diarahkan untuk menilai baik-buruk obsesi kedua tokoh utama (yg pasti bagi masyarakat pada umumnya dipandang aneh). Seiring waktu menonton film ini, kita seolah diajak untuk hanya mengikuti "petualangan" kedua tokoh utama, moral thought step aside first.

Film dibuka dengan ditemukannya mayat seorang wanita di sebuah taman di dekat suatu kompleks pemukiman kedua tokoh utama tinggal. Wanita itu mungkin tidak akan diketahui sudah mati, karena "pose"nya seolah2 sedang duduk biasa menikmati suasana taman. Kalau saja tangan kirinya mulai dari pergelangan tidak hilang.

Sebelumnya juga ada pembunuhan serupa, dengan korban yg tangan kirinya juga hilang. Korban keduanya sama2 perempuan muda cantik berambut panjang yang ceria. Mayat korban selalu seperti "dipajang" di suatu tempat, yang membuat korban seolah menjadi karya seni indah si pelaku pembunuhan. Polisi pun yakin kalau pelaku pembunuhan adalah orang yg sama.

Saat kasus pembunuhan kedua ditemukan publik, Morino Yoru (Takanashi Rin), siswi SMA cantik tapi penyendiri sedang berada di lokasi kejadian. Morino ternyata punya ketertarikan aneh pada hal2 yg berbau kematian, pembunuhan, dan kekejaman manusia. Ia lalu melihat teman sekelasnya Kamiyama Itsuki (Hongo Kanata) juga berada di lokasi kejadian yg sama dengannya. Pandangan mata Kamiyama saat melihat mayat korban, dengan tatapan kosong tanpa emosi, membuat Morino melihat kemungkinan Kamiyama juga memiliki "ketertarikan" yg sama seperti dirinya.

Biasanya Kamiyama terlihat ceria juga populer dan punya banyak teman. Tapi ternyata saat tidak ada satupun orang yg melihatnya, wajahnya berubah datar tanpa ekspresi. Kecurigaan Morino terbukti saat ia melihat Kamiyama di perpustakaan membaca buku tentang potret kasus2 kematian yg korbannya seolah terlihat tidur dg damai.

Morino pun menghampiri Kamiyama dan bertukar buku (semacam novel gothic pembunuhan sepertinya) dengannya. Lalu seolah seperti hal yg natural, sejak saat itu keduanya pun bersama-sama menganalisa kasus pembunuhan itu. Mulai dari berita2 di koran, di televisi, sampai datang langsung ke lokasi ditemukannya mayat kedua korban pembunuhan.

Alasan mereka berdua pun bukan untuk menemukan pelaku kemudian melaporkan pada polisi. Tapi murni untuk keingintahuan mereka belaka tentang kasus itu. Mereka seolah sedang mempelajari kasus itu seperti mempelajari karya seni pada normalnya.

Morino lalu sering mengajak Kamiyama ke cafe favoritnya. Morino menjelaskan hanya orang2 aneh yg datang kesana. Di tempat inilah biasanya mereka mendiskusikan tentang kasus pembunuhaan itu. Suatu ketika Morino menemukan sebuah buku catatan tergeletak di lantai cafe. Di dalamnya terdapat berbagai catatan yg menunjukkan bahwa itu adalah milik pelaku pembunuhan. Seperti diary pertemuan dg para korban, juga berbagai lokasi yg menurut pelaku "cocok" untuk dijadikan tempat "memamerkan karya"nya.

Siapa sebenarnya si pelaku? Lalu bagaimana reaksi Morino dan Kamiyama saat menemukan pelaku itu? Dan apa sebenarnya yang disembunyikan oleh Morino mengenai adik perempuannya?

Film ini menyuguhkan aspek yg tidak lazim dg dua tokoh utamanya justru tertarik pada "seni" pembunuhan itu sendiri. Untuk dikategorikan horor juga mungkin film ini tidak terlalu tepat ya, mengingat menurutku dg tema yg diusung jadi lebih seperti ke isu psikologis saja. Bagi yg suka hal2 gore gothic pasti suka dg film ini. Tapi walau bagi yg tidak suka pun sepertiku, juga bisa menikmati intrik psikologis yg ditawarkan.

Untuk para pemainnya, Hongo Kanata menurutku sudah bisa memerankan Kamiyama yg dual-face. Aku belum melihat Gantz sih, tapi jadi ingin membandingkan karakter Hongo disana dg di film ini. Karena menurutku Gantz juga mengusung tema "gelap" yg hampir mirip. Or you can say it's just another excuse of mine to see Nino and Matsuken kill aliens lol XD. Sementara melihat Takanashi Rin disini sungguh jauh beda waktu aku melihatnya sebagai Shinken Pink di Samurai Sentai Shinkenger. Disini Takanashi kelam gloomy banget. Kadang malah keliatan seperti setan didukung dg rambut panjangnya yg menjuntai. Hiii.

Kabarnya sih film ini akan diremake Hollywood. Mm, entah versi Hollywood ntar seperti apa. Aku tidak terlalu suka versi remake film2 horor asia sih. Karena pengalamanku, film2 horor asia yg ku anggap bagus di versi remakenya jadi biasa saja. Contoh: Ringu, Ju-On, The Eye, etc.

Minggu, 17 April 2011

Yukan Club

Dorama yang diangkat dari manga berjudul sama karangan ini mengusung tema yang nyeleneh. Ke-6 tokohnya yang kaya raya (dalam hal materi) dan masing2 memiliki kelebihan (juga kekurangan pastinya) memiliki satu kesamaan yang unik, yakni sama2 cepet ngerasa bosan XD. Karena ini pula kelompok mereka disebut juga "Yukan Club" ato klub orang2 iseng XD.

Karakter tokoh-tokohnya juga unik yg terdiri atas 3 cowok dan 3 cewek. Ada Shochikubai Miroku (Akanishi Jin) yg anak komisioner polisi, tapi punya banyak teman di gank2 dan mafia XD. Terus ada Kikumasamune Seishiro (Yokoyuma Yu), anak pemilik rumah sakit ternama yg pinter juga jago beladiri. Dia ini bisa dikatakan leader Yukan Club. Walau pinter tapi mau aja ngikutin ide2 gila teman2nya (bahkan ikut serta "ngupgrade" ide2 gila itu jadi lebih gila lagi XD). Lalu Bido Granmarie (Taguchi Junnosuke) anak duta besar swedia yg playboy dan narsis abis. Sementara Kenbishi Yuri (Minami) anak presiden perusahaan ternama yg tomboi, suka banget makan, dan jago beladiri kaya cowok (tapi dia gak bisa ngalahin Seishiro ^^;). Kalau Hakushika Noriko (Kashii Yu) anak pelukis ternama jepang dan ibunya dari keluarga yg terkenal dg upacara tradisional minum tehnya. Ia benci banget sama cowok (kaya phobia gt) jadi kalau ada yg berani nyentuh dia pasti gak segan2 ditabok XD. Terakhir ada Kizakura Karen (Suzuki Emi) anak dealer perhiasan ternama yg cita2nya nikah sama orang kaya. Manfaatin abis body-nya yg sexy dan gayanya yg keren untuk impiannya ini.

Untuk menghabiskan waktu, mereka berenam ini selalu berusaha memecahkan masalah dan misteri yg ada di sekitar mereka. Walau misterinya juga yg aneh2 dan ngaco XD Tapi itulah yg bikin kita ngakak ngliatnya.

Masa pernah gara2 ngerasa bosan Yuri dengan senang hati merelakan dirinya untuk diculik, padahal dia dengan mudah bisa mengalahkan penculik itu. Semua itu karena Yuri pikir dengan diculik bisa ngilangin kebosanannya lol XD.

Mereka mank iseng tapi tiap kejadian yang mereka alamin juga sering nunjukin kebaikan hati mereka. Misalnya di kasus penculikan Yuri itu, dimana mereka malah membantu penculiknya mendapatkan uang tebusan, itu juga karena rasa kasihan mereka karena keluarga penculiknya sedang sakit keras sehingga butuh uang banyak untuk operasi. (kasus penculikan ini cukup membekas diingatanku gara2 kisahnya yang menurutku bagus dan paling kocak XD)

Ini memang drama lama. Dan walau aku juga sudah lama selesai melihatnya, tapi aku baru sempat menulis reviewnya sekarang. Gara2 liat tweeter Jin Akanishi, dan dia semacam digoda temannya gara2 pake pakaian cewek di drama ini, aku jadi pengen menuliskan review ini ^o^.

I feel like abandoning this blog of mine >.< I'm sorry... I'll try to give more update in the future. Actually there're lots I've watched but haven't reviewed yet. I'll try to write it in the mean time. May be it'll be slow, but please bear with it ^^;