Jumat, 01 Agustus 2008

29 February

Judul Asli : 2 Wol 29 Il - Eo-neun-nal kab-ja-gi cheot-beon-jjae i-ya-gi
Genre: Horor
Sutradara : Jong-hun Jung

Penulis : Il-han Yoo
Pemain : Park Eun-hye, Baek Eun-jin, Choi Yoon-jeong, Ho Im,Hyeon-kyeong Im, Lee Myeong-jin, Yeon-soo Yoo
Durasi : 93 menit
Tanggal Rilis : 20 July 2006



KEBENARAN ITU BERMAKNA GANDA
Ya, kebenaran itu memang bermakna ganda. Anda mungkin telah mengatakan yang sebenarnya. Namun apakah ”yang sebenarnya” itu benar-benar yang terjadi dalam realita ini? Ataukah kebenaran itu adalah hanya merupakan apa yang menurut anda benar?

Wanita Itu...
Seorang wartawan fiksi ilmiah diajak oleh kenalannya yang merupakan dokter di salah satu Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Ia diajak untuk bertemu dengan salah satu pasiennya yang dirawat di RSJ itu. Pasien itu adalah seorang wanita bernama Han Ji-yeon (Park Eun-hye). Ruangan tempatnya dirawat sangat terang benderang. Ia sendiri duduk memeluk lututnya diatas ranjang. Wartawan itu bertanya pada temannya apa wanita itu dapat tidur diruangan seterang ini. Temannya itu menjawab bahwa bagi wanita itu sendiri, cahaya yang ada di ruangan itu masih kurang terang. Ia lalu menjelaskan kalau pasiennya itu takut pada kegelapan, takut kalau hantu pembunuh yang selalu mengikutinya akan membunuhnya dalam kegelapan.
Wartawan itu lalu mencoba untuk mengajak Ji-yeon berbicara, namun Ji-yeon hanya berkata, ”kau tidak akan mempercayaiku, sama seperti mereka.” dan lalu terdiam. Ia kemudian bertanya tanggal berapa hari itu. Wartawan itu hendak menjawab namun didahului oleh Sang Dokter yang dengan tegas menjawab: ”hari ini tanggal 29 Februari.” Ji-yeon langsung ketakutan dan berulang-ulang mengatakan: ”ia akan membunuhku,”

29 Februari...
Ji-yeon lalu mulai bercerita mengenai dirinya. Ia dahulu adalah seorang petugas penjaga pintu tol. Suatu malam pada tanggal 27 Februari saat bekerja sendirian, di tolnya tiba-tiba semua lampu padam. Ia kebingungan karena tidak tahu protokol apa yang harus dilakukan disaat seperti itu. Beruntung ia menemukan sebuah senter di bawah mejanya.
Sebuah mobil mendekat. Ji-yeon meletakkan senternya di atas meja, untuk menunjukkan bilik tempatnya berada sambil meminta maaf dan menjelaskan padamnya lampu pada penumpang mobil itu. Penumpang itu tidak mengatakan apa-apa dan hanya menyerahkan karis tolnya lalu pergi. Ji-yeon kemudian memperhatikan karcis yang sekarang dipegangnya. Karcis itu terlihat tertumpahan oleh sesuatu. Saat Ji-yeon mendekatkan karcis itu ke sorotan lampu senter, bercak tumpahan itu adalah darah. Ji-yeon pun berteriak, tepat disaat seseorang muncul di sampingnya. Ternyata itu adalah Jong Sook (Lee Myeong-jin), rekan kerjanya yang menggantikannya berjaga. Ji-yeon melihat kesekitarnya, ternyata lampu tol kembali menyala semua.
Keesokan paginya, Jong Sook mengajak Ji-yeon untuk cuti dan jalan-jalan pada tanggal 29 Februari besok untuk merayakan ulang tahunnya yang hanya bisa dirayakan 4 tahun sekali. Ji-yeon mengiyakan dan hampir melupakan kejadian ynag dialaminya semalam sampai ia dihampiri oleh dua orang petugas polisi yang mengatakan bahwa ada seorang petugas penjaga pintu tol dekat tempatnya bekerja yang dibunuh. Polisi itu menanyai Ji-yeon sehubungan karcis berdarah yang diterimanya itu diduga adalah karcis dari si pembunuh. Ji-yeon mengatakan perihal lampu yang padam sehingga ia tidak dapat melihat wajah si penumpang mobil. Namun menurut catatan komputer, tidak ada kejadian lampu padam saat itu.
Ji-yeon pun bercerita kepada Jong Sook mengenai hal ini. Jong Sook lalu bercerita mengenai kecelakaan yang terjadi 12 tahun lalu pada tanggal 29 Februari. Saat itu sebuah truk yang mengangkut para narapidana mengalami kecelakaan di dekat pintu tol tempat mereka bertugas. Semua napi berhasil lolos dari kecelakaan itu. Hanya satu narapidana wanita seorang pembunuh berantai yang tidak, namun mayatnya tidak pernah ditemukan.
Walau polisi menyatakan bahwa narapidana itu telah meninggal, Ji-yeon berpikiran lain. Ia berpikir bahwa pembunuh berantai itu masih hidup dan berkeliaran membunuh orang-orang di tol tempatnya mengalami kecelakaan itu setiap mendekati tanggal 29 Februari. Terlebih lagi dengan adanya pembunuhan kedua malam itu, di saat lagi-lagi terjadi lampu padam di pintu tolnya dan seorang pengemudi mobil yang datang juga menyerahkan tiket berlumuran darah..
Sejak saat itu Ji-yeon selalu merasa dibuntuti kemanapun ia pergi oleh seorang wanita yang berpakaian seperti dirinya. Bahkan beberapa kali ia dicekik oleh tangan ynag tiba-tiba muncul entah dari mana. Saat tanggal 29 Februari tiba, ia pun menunggu Jong Sook di tempat perbelanjaan, namun Jong Sook belum ada di sana. Ji-yeon menelpon handphone Jong Sook dan mendapati bahwa Jong Sook menggantikan rekan kerja mereka yang mendadak sakit dan tidak bisa bekerja shift malam itu. Ji-yeon mencoba memperingatkan Jong Sook mengenai pembunuh yang berkeliaran, namun tidak digubris. Ia terburu-buru pergi ke tempat mereka bekerja. Namun saat tiba di sana, Jong Sook, sudah berlumuran darah dan meninggal.
Ji-yeon bercerita pada dua polisi ynag menangani kasus itu mengenai pemikirannya akan wanita narapidana itu. Dua polisi itu lalu memutuskan untuk mengawal Ji-yeon selama 24 jam. Saat mereka mengikuti shift malam Ji-yeon, lampu kembali padam...

...

Menyuguhkan ketegangan suasana yang dibangun pelan-pelan, penonton diajak untuk ikut larut dan bersimpati pada sosok Han Ji-yeon. Terlebih dengan ending yang terasa memiliki ”makna ganda”, membuat kita ingin menonton ulang film ini untuk lebih meyakinkan diri kita sendiri akan apa yang ”seharusnya” kita percayai.
Bagi para pecinta film horor Asia, banyak yang mengatakan bahwa jangan mengharapkan ”lebih” seperti pada film ”Ju-On” atau ”The Ring” pada film ini. Karena seperti yang telah saya katakan tadi, film ini lebih menitik beratkan pada suasana mencekam yang dibangunnya daripada pada sosok ”hantu” itu sendiri. Walau begitu, film yang merupakan bagian dari 4 seri film ”4 Horror Tales" (dimana 3 yang lainnya adalah "Forbidden Floor", "Roommates", dan "Dark Forest") ini cukup mampu untuk membuat para fans horor Asia untuk menyaksikannya beserta tiga seri lainnya juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar