Sabtu, 21 November 2009

2012

Tahun 2009, aktivitas matahari menyebabkan suhu inti bumi memanas! Diperkirakan tak lama lagi, Bumi akan mengalami kehancurannya. Tahun 2010, para pemimpin dunia G8 bertemu dan membahas sebuah rencana penyelamatan dengan membuat semacam bahtera. Seperti kisah Nabi Nuh. Hanya saja lebih komersil. Untuk bisa memperoleh 1 kursi di bahtera itu, seseorang harus membayar sebesar 1 juta euro! otomatis hanya para pemimpin dunia dan tokoh elit yang punya uang lah yang bisa menaiki bahtera tersebut.

Sementara itu, masyarakat luas yang sudah pasti tidak memiliki kesempatan "naik bahtera & selamat", dibiarkan tidak tahu mengenai semakin dekatnya kehancuran dunia. Ini dengan alasan jika banyak orang tahu, akan ada kekacauan massal. Maka bagi mereka yang tidak tahu ini, kehidupan pun berjalan seolah tidak ada apa-apa.

Seperti yang terjadi pada Jackson Curtis, seorang yang dianggap penulis gagal. Bukunya yang berjudul Farewell Atlantis hanya terjual beberapa ratus copy saja. Ia sehari-hari bekerja sebagai supir untuk keluarga Yuri Karpov, miliarder Rusia.

Dalam sebuah perjalanan kemping dengan kedua anaknya ke Yellowstone, ia mendapati bahwa ternyata danau disana sudah mengering. Kawasan Yellowstone sendiri sudah menjadi kawasan terlarang dan dilindungi militer USA.

Disana ia bertemu Charlie, seorang pria aneh yang biasanya mengelola stasiun radio amatir, dengan program-program siaran tentang kehancuran dunia dan sebagainya. Jika terkadang kebetulan mendengarkan siaran tersebut, Jackson biasanya menganggap pria itu sinting. Saat beremu di Yelowstone, Charlie bercerita padanya mengenai akhir dunia yang disembunyikan para petinggi dunia. Kematian banyak orang secara misterius juga karena mereka diangggap mengetahui hal ini dan berusaha membocorkannya pada khalayak luas.

Tapi Jackson maish menganggap Charlie sinting dan tidak menghiraukannya. Sampai saat ia mengantarkan si kembar Alec dan Oleg, anak Yuri Karpov, yang bercerita mereka akan menaiki kapal dan selamat dari kehancuran sementara orang biasa sepertinya tidak akan selamat. Baru saat ini ia percaya kata-kata Charlie.

Jackson lalu menyewa sebuah pesawat terbang kecil dan mengajak keluarganya pergi. Berhasilkah keluarga kalangan biasa ini selamat dari kehancuran dunia? Bisakah mereka juga ikut naik ke bahtera?

Ceritanya sebenarnya standar, seperti disaster movies lainnya misalnya Sinking of Japan, The Day After Tomorrow, dsb. Bahkan ada beberapa hal yang tidak dijelaskan terlalu detail. Seperti pekerjaan Jackson dan George, alasan kenapa pembangunan bahtera di pegunungan di Cina, juga jumlah bahtera yang dibangun. Hanya tentu yang bagus adalah special effect-nya. Secara pribadi, aku menganggap film ini cukup menghibur. Asal jangan terlalu menganggap apapun dalam film ini terlalu serius. Cukup untuk sekedar dinikmati i think it's fine. Karena apapun yang terjadi di dunia ini, kita tak akan pernah tahu, yang tahu hanya Dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar