Selasa, 27 April 2010

Mongol


Genghis Khan merupakan pendiri dari Kerajaan Mongol. Ia mendapatkan kekuasaannya dengan menyatukan banyak suku nomaden di Asia Utara. Setelah itu ia mulai melakukan invasi sampai ke negara-negara Asia Tengah, Cina, dan Korea. Awal kisah hidupnya (tentang bagaimana perjalanannya sejak anak-anak hingga memproklamirkan diri sebagai Khan) diceritakan film “Mongol” ini.

Film dibuka dengan Temüdjin (nama kecil Genghis Khan) sebagai tawanan di kerajaan Tangut. Lalu kita dibawa flashback ke awal hidupnya, saat ia masih menjadi bocah 9 tahun. Ia dibawa ayahnya, Esugei, memilih calon istri. Disana ia bertemu Borte dan berjanji menikahinya kelak. Saat perjalanan pulang, ayah temujin diracuni musuhnya, membuat Targutai (satu anak buahnya) memberontak. Ia mengklaim dirinyalah pengganti Khan, dan bukan Temudjin. Temudjin tidak dibunuh karena alasan bangsa Monglo tidak membunuh anak-anak. Temudjin yang lari bertemu dengan Jamukha, yang akhirnya bersumpah untuk menjadi saudara dengan Temudjin. Tapi Targutai maish mengejar Temudjin, untung berulang kali ia berhasil lolos. Setelah itu ia menemui Borte dan memenuhi janji menjadikannya istrinya. Tapi suku yang dulu bermusuhan dengan ayahnya membalas dendam dan membawa Borte. Bagaimanakah nasib Temudjin? Dan bagaimana dengan Borte?

“Mongol” adalah sebuah semi-historical film yang diluncurkan tahun 2007. Film ini bercerita mengenai masa muda Genghis Khan, seorang penguasa yang terkenal dari Mongolia. Film ini adalah sebuah international co-production antara industri-industri film di 4 negara: Jerman, Kazakhstan, Mongolia dan Rusia. “Mongol” disutradari oleh Bodrov yang berkebangsaan Rusia. Bodrov juga menjadi satu diantara penulis naskah.

Dalam sebuah wawancara dengan Zoom In Online pada Juni 2008, Bodrov (co-writer / director) mengakui bahwa ia memang menemui kesulitan dalam pembuatan film ini. Ini karena kurangnya rekaman sejarah bangsa Mongol, yang merekam dan menceritakan kembali sejarahnya secara oral. Sehingga terdapat beberapa “lubang” dalam cerita. Tetapi Bodrov mengklaim ia mengetahui dengan baik karakter Genghis Khan, sehingga mudah baginya membayangkan apa yang akan dilakukan Khan, dan dengan demikian “lubang” itu pun dapat terisi.

Pada Academy Award 2007, film ini dinominasikan sebagai Best Foreign Language Film atas nama negara Kazakhstan. Dengan mengangkat kisah hidup Genghis Khan, film ini mampu mengkomunikasikan identitas bangsa Mongolia dari latar belakang sejarah. Bagaimana negara Mongolia dulu bahkan mampu “berkuasa” hingga di beberapa daerah Asia (walau kemudian jatuh, dan kembali seperti sedia kala). Sinematografinya juga apik.

Mmm, sekarang aku masih belum menonton sequelnya (rencananya film ini akan dibuat trilogi), tapi ingin nonton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar